MERANGGAS?

 

MERANGGAS?

#puisijoniliwu

 

Kita pernah berikrar

Sungguh dan tak samar.

Di setiap ranting, tumbuh daun-daun

Dengan senyum kamu mengurai kisah

Menulisinya: sebuah kata, larik, pun bait.

Melukis duniamu jadi dedaunan,

Jadi bunga beraneka

Berseri mendayu sukma.

 

 

Salut atas hati dan pikirmu menuai

Mengatakan terpendam

Menulis yang tersisip

Mengeja yang terbata

Menyingkap misteri hidup

Semua tersingkap:

tentangmu,

Tentang duduk dan berdirimu

Dan tentang hari esokmu.

 

Di sudut ruang kelasmu ini

Pohon-pohon itu belum meranggas.

Pudar warna tetapi karsa menghijau

Pepohonan tak pernah lapuk

Karena ikhtiar bersama menguatkan.

Kokoh menungguimu

Hingga suatu saat nanti

Sua kita menenun cinta.

 

 

Pada ruang -ruang kelas membisu

Mata-mata berkaca mengenang

Tampak wajah-wajah sunyi tertata di dedaunannya

Namun ia tak pernah meranggas

Karena kalian telah mendaur cita seribu satu.

 

 

Kupang, 25 Maret 2021

 

 

Komentar