PENULIS POHON PISANG
PENULIS POHON
PISANG
Menggelitik tatkala perilaku
menulis “ibarat pohon pisang” mesti
disematkan kepada seseorang penulis. Penulis- penulis di sini bisa ditebak.
Mereka-mereka itu semisal pegiat
literasi, penulis umumnya, guru, siswa, cendekiawan, masyarakat kampus,
ataupun siapapun yang tergerak dan baru
bergrak untuk menulis. Mengapa nian, sekali menulis dan selesai. Atau lebih
sadis menghilang tak tentu rimba. Jika tabiat ini masi saja tersemat di hati,
tentu roh literasi yang dehembuskan
sirnah ditelan masa. Jika demikian, gema yang telah digaungkan pemerintah mesti
menjadi litani yang selalu disenandungkan selama denyut nadi ini berdetang. Gol
A Gong, duta baca yang hari –hari ini menyebarakannya dengan safari literasi
mengusung slogan bahwa membaca itu sehat dan menulis itu hebat. Lalu apalagi
yang mesti dicernah dari ungkapan
sederhana tersebut?
“Jangan hanya penulis pohon
pisang, demikian, Dr. Marel Robot dalam sambutan mewakili formatur Media
Pendidikan Cakrawala NTT ( MOCN ) saat Penandatangan Perjanjian Kerja
Sama dengan Program Pascasarjana Universitas Nua Cenadana, Kamis, (31/03/2022)
di Lt. Kampus Pascasarjana. Di hadapan Direktur Pascasarjana Undana , Prof.Drs.
Feliks Tans dan para dosen, penulis dan editor puluhan buku ini mengopori (
baca: memotivasi ) tim formatur dan tim MPCN. Menggerakan dengan cara merasul
mesti menjadi pilihan. Setidaknya, lilin-lilin kecil MPCN mampu menerangi jalan
sunyi literasi. Penulis pohon pisang demikian Marsel Robot, adalah menulis
sekali kemudian hilang lenyap.
Kerja sama dengan pascasarjana
Undana tersebut yakni memberikan bimbingan dan pelatihan menulis bagi sisa dan
guru-guru. Sebuah kolaborasi yang komprehensif dengan tim MPCN yang tekah
bergerak dan menngerakkan gelora literasi sejak tahun 2013. Beberapa kendala
diurai tim MPCN tentu akan diretas tatkala kerja sama ini terwujud. Diksusi dalam
FGD ( Focus Group Discussion) merajut kesepahaman bahwa tugas menngerakkan
semangat literasi adalah tanggung jawab semua pihak. MPCN melalui PT. Cahaya
Cakrawala Nusantara berhasil menggadeng kaum akademisi. Sebuah harapan telah
tertabur. Misi kemanusiaan dalam diri seorang rasul demikian Marsel Robot mesti
dijalankan.
“Tak ada jalan lain, kecuali
kerja sama dalam kepentingan karikatif
memajukan literasi di NTT dan Indonesia,” papar penulis yang selalu kusebut
sebagai suhu ini.
Baginya MPCN mesti dijadikan
sebagai ikon untuk kemajuan literasi di NTT. Sebuah penguatan dan bukan sekear
testimoni untuk sebuah antologi, tetapi lebih dari itu ikhtiar untuk menjadi
rasul di “jalan sunyi” ini yang mesti ditautkan sebagai sebuah semangat.
Dengannya, perjalan menggapai langkah seribu dengan berpeluh juga berdarah-darah
akan menemui tepian. Di sana, generasi emas 2050 pun akan tersenyum ria.
Sumringah mereka adalah kerja dan ikhtiar kita hari-hari ini.
Salam Literasi
.
Komentar
Posting Komentar
Silakan komentar secara bijak dan kosntruktif!