Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2021

SISI LAIN KOLAM AIR MATA TOFA

Gambar
  SISI LAIN KOLAM AIR MATA TOFA   Aku baru selesai belajar kelompok pada pukul dua puluh tiga nol-nol. Telepon dari ibuku sudah berdering sejak sejam yang lalu, tetapi tugas kelompok belum tuntas. Saatnya aku harus kembali. Setidaknya, tugas bersama ini sudah rampung. Namun, untuk kembali ke rumahku, aku harus melewati kolam “Mata Air’, sebuah kolam tua di kelurahanku. Melewati kolam itu menyeramkan karena dikitari pepohonan berusia ratusan tahun. Lagi pula di jam-jam seperti ini tidak ada seorang pun di sana untuk mandi atau cuci. Mereka biasanya ada di situ sebelum jam dua puluh nol-nol.   Aku memang baru pulang karena sejak sejam yang lalu ibu sudah menelponku. Aku pun memberanikan diri pulang sednirian. Mendekati kolam itu hanya terdengar gemericik air. Air itu mengalir dari kolam yang cukup luas, menerobos lubang kecil dinding tembok. Terdengar sangat jelas. Aku pun terus melangkah. Sabuah tangkai pohon yang menutup lampu jalan membuat jalanan di samping kola...

GADIS KECIL DENGAN TANGGUNG JAWAB BESAR

Gambar
  GADIS KECIL DENGAN TANGGUNG JAWAB BESAR   Hari ini ( 26 /7) saya menyempatkan diri ke pasar sebelum ke sekolah.   Berbelanja dengan isteri di waktu pagi tentu harus lebih cepat dari biasa karena setelahnya harus mempersiapkan diri ke sekolah. Di awal tahun pembelajaran ini, banyak hal yang harus dibenahi. Apalagi jika mendapat tugas tambahan sebagai wali. Yang sangat menyita waktu adalah mengomunikasikan segala sesuatu   ( tentu soal pembelajaran melalui aplikasi pembelajaran ) kepada peserta didik sebagai anak wali. Belum lagi jika orang tua masih terkesan apatis hingga tidak memberikan kabar apapun sedangkan pembelajaran telah berjalan seminggu.   Ketika menuju ke area parkir kami melewati lapak berukuran kurang lebih dua kali dua meter. Di atasnya dijajakan bumbu-bumbu dapur termasuk garam. Kami menyinggahinya untuk membeli garam.   “Ade! Ade! Mau beli garam,” kata isteriku. Di atas meja jualan itu ada seorang gadis kecil berusia sepuluh sa...

SIDOARJO DAN KEGIATAN IMPLEMNETASI KURIKULUM DI SURABAYA

Gambar
 SIDOARJO DAN KEGIATAN IMPLEMNETASI KURIKULUM DI SURABAYA

IJAZAH COVID?

Gambar
  IJAZAH COVID?   Setelah si bungsuku yang dibangku SD mengikuti ujian sekolah selama seminggu,   serasa hati ini berdegup. Bahasa tubuh yang kubaca menyiratkan sesutau dari perlilaku menghadapi ujian akhir. Sejenak berpikir, mungkin situasi sangat berbeda ketika menghadapi ujian akhir ( EBTA alian Evaluasi Belajar Tahap Akhir, entah nasional pun lokal). Semisal, sebulan sebelumnya aatau hakan dua atau tiga bulan siswa sipersiapkan degan belajar bersama. Belajar ketika itu setidaknya membaca buku-buku pelajar, mengerjaka soal-soal ujian terdahuu atau soal-soal dari guru. Kelanjutannya adalah membahas bersama. Kadang pula satu   minggu sebelumnya disebut sebagai minggu tenang.   Segala energi ( otak dan otot ) dipersiapkan.   Orang tua bahkan diwanti-wanti agar memberi waktu yang cukup bagi anaknya sekedar mempersipakan diri mengikuti ujian akhir dimaksud.   Hari-hari ini di masa pandemi covid yang belum juga berakhir ini,   dua tahun bertu...
Gambar
  BERJIBAKU WALAU TERANCAM ( 4 )   Kepala Surat Mengalahkan Konten Rapidtes   Hampir dua puluhan tahun melakoni pekerjaan sebagai guru, baru kali ini saya menumukan sosok petugas kesehatan bandara Eltari Kupang yang lebih mengutamakan kepala surat dibanding hasil rapidtes yang adalah kontennya. Tentu saja ini menjadi polemik bagi sekalian manusia di jagad ini yang hari-hari ini mewaspadai virus covid 19. Mengapa nian? Cerita itu terurai sebagai berikut.   Penerbangan semua peserta pelatihan region 2 Sutabaya yang keseluruhannya adalah guru dan pengawas dari NTT harus dirapidtes sebelum meninggalkan Fairfiel by Marriott Surabaya, hotel tempat pelatihan . Rapidtes dilakukan oleh panitia penyelenggara yang adalah Kemedikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah,Direktoran Sekolah Menengah Pertama. Mungkin saja petugas kesehatan pun diboyong dari Jakarta menuju Surabaya. Dengan demikian, segala administrasi yang be...
Gambar
  BERJIBAKU WALAU TERANCAM ( 3 ) BERSULANG BUKU DI FAIRFILD BY MARRIOTT Hingga pukul non-nol delapan belas malam ini serasa mata belum kantuk. Rupanya segelas kopi saat jeda   sore tadi adalah   peyebabnya. Belum lagi   sempat mengopi saat mengikuti kegiatan penutupan malam ini. Hari ini memang kegiatan sangat padat. Itu karena kegiatan dipadatkan hanya menjadi tiga hari dari jadwal empat hari sesuai buku panduan.Hampir-hampir tidak memiliki waktu istirahat walau sebentar.   Namun demikian, kepenatan sejak pagi hingga siang lunas terbayar ketika membaca pesan dari seroang sahabat, penulis buku, editor buku, pegiat literasi dari Kota Pahlawan ini kalau ia hendak menemuiku   di lobi hotel. Baru   teringat jika jika telah sepakat melalui WhatsAAp. Pertemuan yang sangat bersahaja namun bermakna,   sederhana tetapi bernilai. Tidak lupa saya mengundang seorang sahabat yang juga akhir-akhir ini mennggiatkan literasi dengan menulis buku.   Pe...

BERJIBAKU WALAU TERANCAM ( 2 )

Gambar
  BERJIBAKU WALAU TERANCAM ( 2 )   Kelompok B dalam Goyangan Maumere   Surabaya dalam terpaan mentari dengan tatapan syahdunya, tidak menyurutkan peserta untuk menyimak paparan materi dalam workshop bertajuk Penguatan Implementasi Kurikulum di hari kedua. Berawal dengan “ Goyangan MOF”( MOF, sebutan trend untuk orang Maumere) rasa kantuk lenyap. Hmmmmm, itu karena materi siang ini dilakukan setelah makan siang. Ruang ber – AC bukan tidak mungkin semakin memanjakan mata untuk beristirahat sejenak. Serasa badan pun hendak dibaringkan apalagi negara menyiapkan fasilitas di hotel. Tapi apa daya, tugas yang dibebankan di tengah teror covid mesti ditunaikan. Wajah-wajah optimisme peserta semakin ceria di kala sajian materi diselai humoris. Belum lagi peserta diajak melantunkan lagu Ibu Pertiwi, semangat nasionalisme bak membuncah dan menyatakan bahwa kita adalah pewaris bangsa ini.   Sore ini, literasi dan numerasi menjadi acuan dalam menganalisis Rencana Pelak...
Gambar
  BERJIBAKU WALAU TERANCAM   ( 1 ) Masker Oh Masker   Rutinitas di Kota Pahlawan satu dua hari ini hampir melelahkan karena saban hari harus bermasker. Serasa bernapas terhambat oleh penutup mulut dan hidung tersebut. Tentu saja menjadi tidak nyaman hampir pada siapa saja. Agak lucu juga karena masker yang seolah turut mendandadi seseorang tersebut menyebabkan kita tak saling mengenal satu tehadap yang lain. Tentu bagi teman lama yang baru berjumpa, kecuali terhadap teman-teman sejawat yang seruangan kerja atau dalam sebuah kantor. “Oe...sonde kenal lai o?” demikian seorang sahabatku dalam dialek Kupang.   Ia tepat berada di samping saat berpapasan ketika melakukan registrasi di hotela Fairfield by Marriott, di bilangan Jl Mayjend Sungkono No. 178 Surabaya. Mendengar suaranya yang samar-samar karena lama tidak bertemu saya pun penasaran. Karena yang jadi soal adalah masker. Saya pun membuka masker sembari mengajaknya juga untuk membuka penutup ulut dan hidu...

BERJIBAKU RETAS KEKALUTAN

  BERJIBAKU RETAS KEKALUTAN   Motto pada sebuah akun media sosialku adalah membaca merusak kebodohan. Saya mengais-ngais motto itu dari bacaan-bacaan yang entah apa judulnya. Jika disandingkan dengan kata bijak tentang membaca, tentu banyak variannya. Sebuat saja di dinding-dinding sekolah pun di taman baca mungkin lebih sering dibaca motto bertuliskan membaca jendela menuju dunia, atau membaca menempah   pikirmu,karsamu, dan citamu. Kecendrunganku memilih motto yang sederhana ini membawaku pada masa silam di kala mengenyam pendidikan di bangku Sekolah Dasar. Pada empat puluan tahun silan itu saya telah mewarisi semangat membaca dari ayahku yang berlangganan sebuah Surat Kabar Minggu. Masih sangat kental diingatanku, jika hampir setiap   awal pekan, bapakku yang seorang guru desa ini akan menerima paket dalam kemasan tertulis lengkap nama dan alamat. Ketika itu, sumber informasi tertulis yang dapat dijangkau di pedesaan hanyalah surat kabar tersebut. Rasa penas...